Laman

Sabtu, 07 Desember 2013

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH



Analisis Unsur Intrinsik Novel

MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH

Oleh: Belantari Azzahra Ramadhanty







1. Tema :
Novel ini bertemakan “keterbatasan bukanlah alasan untuk berputus asa”



22. Penokohan :

·         Melati

Watak melati Ceria, jahil & keras kepala

“Bunda, bangun! Sudah pagi...” Melati berseru sambil

melompat riang ke atas ranjang ukuran king-size. Tertawa. (hlm.  4)

”Bunda, Bangun! Bunda Kesiangan, nih!” Jahil! Melati menarik selimut bundanya. Berteriak lagi. Tertawa lagi. Merangkak lebih dekat. Mengeluarkan sehelai bulu ayam(yang diperoleh kemaren dari Mang Jeje, tukang kebun). Jahil! (hlm. 5)

 “BA .... BAAA.... MAAA” Berteriak lagi. Melati memukul-mukul meja makan. Marah. (hlm. 56)

·         Bunda

Watak Bunda sabar dan tabah

“ Kau sudah bangun, Sayang?” Bunda bertanya lemah,berusaha tersenyum,meski seluruhdunia tahu senyuman itu percuma. (hlm. 14)

“Berjuanglah, Anakku! Bunda mohon. Jangan menyerah! Bunda berbisik senyap. Tertunduk. (hlm. 83)

·         Karang

Watak Karang kasar, tegas & penyayang

“GUNAKAN SENDOK!”  “SENDOK, MELATI!!!”  (hlm. 136)

” Karang mengusap rambut ikal gadis kecil dalam dekapannya, menciumnya,lantas berdiri menggendong gadis kecil itu, melangkah menuju pintu ruang makan”. (hlm. 146)

·         Kinasih

Watak Kinasih ramahdan penyayang.

“Sudah seminggu , Bun. Sebenarnya dua hari lalu aku sudah mau berkunjung, menjenguk... Tapi masih ada keperluan mengurus izin praktik. Kinasih kangen Bunda. Kangen Melati. Kangen Tuan HK. Bahkan aku juga kangen masakan Salamah!” Gadis berkerudung yang dipanggil Kinasih itu tertawa, menoleh ke Salamah yang masih sibuk melirik tarian kunang-kunang di luar sana. (hlm. 34)

 “Melati akan baik-baik saja, Bun.... Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum.Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (hlm. 39).

·         Salamah

Watak Salamah pelupa dan setia

“Aduh salamah lupa lagi!” (hlm. 12)

“Ia satu diantara sembilan pembantu di rumah super-mewah itu. Pembantu yang amat setia malah.” (hlm.19)



·         Tuan HK

Watak Tuan HK watak tegas dan penyayang “APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadiberuban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak taudiuntung ini. Baru lima menit diruang makannya, berani sekali membanting putrinya duduk. (hlm. 103)

 “Tuan HK mencium kening Melati, berpamitan. ”Nanti sore Ayah pulang jam lima,sayang!Kita akan sama-sama pergi ke festival. Ayah, Bunda,Pak Guru Karang, Salamah, Mang Jeje, semuanya ikut....” (hlm. 282).

·         Ibu-ibu Gendut

Watak Ibu-ibu gebdut penuh kasih sayang dan penyabar

Ibu-ibu gendut menelan ludah, berkata pelan, “ Kau tahu, ada anak yang memerlukan bantuanmu, Karang. Surat itubilang. Mereka membutuhkanmu....” (hlm. 6)

·         Suster Tya

Watak Suster Tya sabar

 “Ayo, Melati.... Pakai tangan bagus! Suster Tya sekali lagi berusaha membantu Melati. Memegang tangan Melati, berusaha mengajari cara menyuap yang baik. Ia perawat baru, jadi tidak mengerti aturan mainnya. (hlm. 56)

·         Dokter Ryan

Seorang dokter yang ramah,tagas dan penuh tanggungjawab

"Kau benar-benar hebat Karang! Aku tersanjungbisa bertemu denganmu." Dokter Ryan trsenyum (hlm. 234)

“Untuk ukuran seseorang yang tidak memiliki pendidikan akademis mendidik anak-anak, kau benar-benar hebat, Karang! Aku tersanjung bisa bertemu danganmu.” Dokter Ryan tersenyum.

“Papa masih di China,Bun.... Ada pertemuan di Perfektur Hanjin. Seminar, symposium, entahlah, tentang pengobatan tradisional. (hlm. 33)

·         Mang Jeje

Watak Mang Jeje setia dan humoris

"Tiga tahun lamanya buat apa coba Mang memotong rumput ini, membuatnya indah setiap hari... hari ini mang bisa melihat Melati berlarian di atasnya. Rasanya bahagia sekali. Bahkan Mang tidak peduli kalau disuruh memotong rumput ini tanpa henti, sepanjang Melati bisa bermain senang di atasnya." (Novel moga bunda disayang allah hal :231)



33. Alur : Maju-Mundur / Campuran

·         Awal:

Di suatu kota terdapat sebuah keluarga kaya raya. Yaitu,keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik, bolamatanya hitam legam seperti buah lecy, rambutnya bergelombang seperti ombak. Namanya Melati. Sayang Melati tidak dapat melihat dan mendengar. Setiap hari Melati selalu mengamuk terutama saat sarapan. Ia melempar semua barang yang ada di depannya.



·         Tengah:

Bunda HK tidak tega melihat anak sematawayangnya setiap hari mengamuk. Bunda HK diberitahu ada seseorang yang dapat membantunya yaitu Karang. Sayang membujuk Karang tidak lah mudah, awalnya karang menolak tawaran Bunda HK. Karang masih tenggelam dalam rasa penyesalan dan masa lalunya, saat dimana kecelakaan itu terjadi dan merenggun 18 anak taman baca dan satu orang murid kesayangannya, Qintan. Namun akhirnya hati Karangpu luluh. Karang mau menerima tawaran Bunda HK untuk mendidik Melati. Ternyata mendidik Melati tidak semudah yang dibayangkan Karang. Sikap Melati memaksa Karang untuk bersikap keras. Perlakuan karang tentu saja membuat Tuan HK geram. Ia tidak terima Melati di perlakukan secara kasar. Berulangkali terjadi pertikaian antara Tuan HK dan Karang.



·         Akhir:

Karena ketabahan dan kesabaran Bunda HK dan ketekunan Karang mendidik Melati serta perjuangan Melati, akhirnya Melati bisa mengenal tuhannya, Melati bisa mengontrol emosinya serta melati bisa mengenal kembali bundanya.



44. Sudut pandang : 
       Orang ke tiga serba tahu. penulis menceritakan orang lain dan mengetahui semua perasaan dan keadaan dalam tokoh tersebut. "Ibu-ibu gendut itu berdiri dari kursi rotannya. menatap prihatin. meski tidak berkata-kata lagi. hanya memperhatikan." (hlm. 21)



55. Latar:

·         Waktu:

Pagi hari “apalagi yang hendak diucapkan kota ini elok nian di pelupuk mata. Begitu indah ketika semburat matahari muncul di kejauhan horizon cakrawala”. (hlm. 1)

Sore hari “matahari senja bersiap menghujan di balik perbukitan”. (hlm. 25)

Malam hari “ kunang-kunang itu terbang mendenging bersama di sela dedaunan hutan hujan-tropis. Di tengah gelapnya malam, formasi cahaya mereka terlihat menawan”. (hlm. 33)



·         Tempat:

Di sebuah kota dekat bukit “di sebuah kota, perbukitan sepertisabuk mengelilingi. Baqk kesatria gagah, berdiri kokoh menjaga kota, hutan hujan tropis lebat menutupi perbukitan. (hlm. 1)

Rumah Ibu Gendut  “di salah satu rumah dekat ibu-ibu berkerumun tadi, persis di lantai dua, sempurna lenggang terbentuk di ruangan besar berukuran 6x9 metr tanpa partisi ruangan dengan perabutan hanya ranjang kayu kusam”. (hlm. 11)

Rumah keluarga HK “salamn yang berdiri di depan jendela besar kamar bunda melirik keluar”. (hlm. 33)

Laut  “AWAS OMBAK BESAR DI HALUAN KANAN!” nakhoda memutar kemudi. (hlm. 17)



·         Suasana:

Sedih  “Bunda seketika menangis... tersedu. Ya allah, ia tahu sekali lagi-lagi mimpi itu... semuanya terasa sesak. Amat sesak”.

Tegang  “ANAK INI TIDAK MEMBUTUHKAN DOKTER NYONYA! ANAK INI MEMBUTUHKAN RUMAH SAKIT JIWA! “ juga teriakan-teriakan marah dan panik lainnya bersaut-sautan. (hlm. 37)

Hening “ Kamar itu hening sejenak. Hanya menyisakan suara gerakan tangan kinasih yang sedikit canggung merasa bersalah atas kalimatnya barusan.” (hlm.  28)

Haru “baaa, maaaa....baaa....maa....”Melati mengerung pelan, nyengir, memperhatikan gigi kelincinya.

Bunda tertegun. Satu detik. Tiga detik. Lima detik. Meski pelan, jika kalian tau artinya, gerungan itu sungguh membuncah hati. (hlm. 302-303)



66. Gaya bahasa:

·         Parabola “Mungkin kutunya sudah beranak-pinak lima generasi” (hlm. 9)

·         Personifikasi “burung gelatik tetap asyik bercengkrama di hamparan rumput taman (hlm. 108)

·         Metafora “Rambut ikalnya mengombak, pipinya tembam macam donut, bola matanya hitam legam seperti biji buah leci, dan giginya kecil-kecil bak gigi kelinci.”(hlm. 3)



  7. Amanat:

Setiap orang pasti punya kekurangan. Jangan sampai kekurangan itu menjadikan kita berputus asa. Terus berusaha dan Jangan menyerah, selama kita mau berusaha pasti disitu ada jalan.




9 komentar: